Selasa, 14 Januari 2020

Cerita Rakyat Sumatra- Telaga Bidadari



Dahulu kala, ada seorang pemuda yang tampan dan gagah. Ia bernama Awang Sukma. Awang Sukma suka mengembara sampai ke tengah hutan belantara. ia takjub melihat aneka kehidupan di dalam hutan. suasananya begitu rukun dan damai.
Ia sangat mengagumi kehidupan di hutan itu, hingga akhirnya ia memutuskan untuk hidup di sana. ia membangun rumah pohon di sebuah dahan yang sangat besar. Setelah lama tinggal di hutan, Awang Sukma diangkat menjadi penguasa daerah itu dan mendapat gelar Datu. Sebulan sekali, Awang Sukma berkeliling daerah kekuasaannya untuk melihat keadaan sekitar.
~
Pada suatu hari, saat Datu Awang Sukma sedang berkeliling, matahari bersinar sangat terik sehungga membuat Datu Awang Sukma kepanasan dan lelah. Ia ingin beristirahat sejenak di tempat yang sejuk dan teduh. Ia pun menuju sebuah telaga yang airnya jernih dan bening. Telaga tersebut dikelilingi pohon-pohon yang rindang dengan buah-buahan yang lebat. Berbagai jenis burung dan serangga hidup dengan riangnya. "Hmm. alangkah sejuknya di sini," gumam Datu Awang Sukma. Datu Awang Sukma pun beristirahat, namun, tiba-tiba ia mendengar suara riuh rendah di telaga. Datu Awang Sukma penasaran dengan suara yang mengusiknya. Ia terbangun dan mencari tahu asal suara itu.
~
Disela-sela tumpukan batu yang bercelah, Datu Awang Sukma mengintip ke arah telaga. Betapa terkejutnya Datu Awang Sukma ketika melihat ada tujuh gadis cantik yang sedang bermain air. "Mungkinkah mereka itu para bidadari?" pikir Datu Awang Sukma.
Tujuh gadis cantik itu tidak sadar jika mereka sedang diperhatikan oleh seseorang. Selendang yang mereka gunakan untuk terbang, bertebaran di sekitar telaga. Salah satu selendang tersebut tergeletak di dekat Datu Awang Sukma. "Wah ini kesempatan yang baik untuk mendapatakan selendang itu," gumam Datu Awang Sukma.
Namun. Datu Awang Sukma menginjak ranting dan dedaunan kering yang menimbulkan suara gemerisik. Akan tetapi, Datu Awang Sukma masih bisa meraih selendang salah satu bidadari itu. Ia lalu bersembunyi di balik pepohonan. Mendengar bunyi suara gemerisik dedaunan, para bidadari terkejut, "Hei, kalian mendengar ada suara dari balik pepohonan?" tanya salah seorang bidadari. "iya, sepertinya ada seseorang," tukas adalah seorang bidadari yang lainnya. "Ayo, segera kita tinggalkan tempat ini!" seru seorang bidadari.
~
Mereka segera mengambil selendangnya masing-masing. Ketika ketujuh bidadari tersebut akan terbang, ternyata ada salah seorang bidadari yang kehilangan selendangnya. Bidadari yang kehilangan selendangnya adalah si Putri Bungsu. "Aduh, di mana selendangku? Bagaimana aku bisa kembali ke kahyangan?" seru Putri Bungsu kebingungan. Ia amat sedih karena kakak-kakaknya satu persatu telah terbang pulang, sementara ia belum juga menemukan selendangnya. Tanpa selendang itu, ia tidak bisa pulang.
~
Seketika itu juga, Datu Awang Sukma segera keluar dari persembunyiannya. "Jangan takut, Tuan Putri, hamba akan menolong asalkan Tuan Putri ikut bersama hamba." bujuk Datu Awang Sukma.
"Siapakah gerangan dirimu?" tanya Putri Bungsu ketakutan melihat seseorang tiba-tiba muncul dari balik pohon.
"Saya Datu Awang Sukma, Tuang Putri." kata Datu Awang Sukma memperkenalkan diri. "Saya adalah penguasa hutan ini."
Putri Bungsu masih ragu menerima uluran tangan Datu Awang Sukma. Namun, tidak ada jalan lain bagi si Putri Bungsu kecuali menerima pertolongan Datu Awang Sukma.
"Baiklah, Datu Awang Sukma. Aku bersedia ikut denganmu." ucap Putri Bungsu. Mendengar jawaban itu, Datu Awang Sukma sangat gembira. Ia sangat mengagumi kecantikan Putri Bungsu.
Akhirnya setelah sekian lama, Datu Awang Sukma meminang Putri Bungsu. Putri Bungsu menerimanya karena selama ini Datu Awang Sukma sangat baik kepadanya.
Kehidupan mereka begitu bahagia dan tenteram. Setahun kemudian, kebahagiaan itu bertambah dengan lahirnya seorang bayi perempuan yang cantik.
"Bagaimana jika  bayi ini kuberi nama Kumalasari?" tanya Datu Awang Sukma.
"Nama yang indah. Aku juga setuju!" seru Putri Bungsu karena mendapatkan seorang anak yang cantik.
~
Kehidupan mereka berjalan seperti biasa. Datu Awang Sukma setiap hari bekerja di ladang untuk menghidupi keluarganya. Terkadang, Datu Awang Sukma juga berburu hewab untuk disantap dan mengumpulkan ranting-ranting kering yang dijadikan kayu bakar untuk keperluan hidup sehari-hari. Selain itu, ia juga memelihara ayam untuk diternakan.
Sementara itu, Putri Bungsu mempunyai tugas sehari-hari untuk memasak di dapur serta mengasuh anaknya. Setelah Datu Awang Sukma selesai bekerja di ladang., biasanya santapan makan siang sudah siap terhidang di meja makan. Mereka pun selalu makan bersama. Satu kebiasaan yang dilakukan Putri Bungsu selepas makan bersama adalah memberi makan ayam di sekitar pekarangannya.
Pada suatu hari, ketika Putri Bungsu berada di pekarangan, seekor ayam hitam naik ke atas lumbung dan mengais padi di atas permukaannya hingga tersingkaplah sebuah bumbung bambu. Putri Bungsu mengusir ayam tersebut dan mengambil bumbung bambu itu.
"Kenapa ada bumbung bambu disini? Apa isinya?" pikir Putri Bungsu ingin tahu.
ketika bumbung dibuka, Putri Bunngsu terkejut dan berteriak gembira, "Ini selendangku!" seru Putri Bungsu.
Selendang itu pun didekapnya erat-erat dengan perasaan gembira. Namun demikian, ada juga perasaan kesal dan jengkel yang tertuju kepada suaminya. Rupanya selama ini Datu Awang Sukma menyembunyikan selendang Putri Bungsu di lumbung padinya. Setelah berpikir panjang, akhirnya Putri Bungsu membulatkan tekad untuk kembali ke kahyangan.
"kini saatnya aku harus kembali," katanya dalam hati, Putri Bungsu segera mengenakan selendangnya sambil menggendong bayinya. Ketika mereka berdua akan terbang. Datu Awang Sukma yang baru selesai bekerja di ladang muncul. Ia terpana melihat kejadian itu. Ia langsung mendekat dan meminta maaf kepada si Putri Bungsu atas tindakannya yang menyembunyikan selendang Putri Bungsu.
"Dinda, Tunggu!" sahut Datu Awang Sukma.
"Maafkan aku, Dinda. Aku yang mengambil selendangmu waktu itu. Aku menyimpan dan menyembunyikannya agar Dinda tetap di sini. Aku tahu perbuatanku tak terpuji. Kumohon maafkanlah aku dan kembalilah bersamaku," pinta Datu Awang Sukma.
"Aku memaafkanmu, Kanda. Tetapi aku sudah menemukan selendangku. Kini, waktuku telah tiba. Aku harus segera terbang ke duniaku di atas sana untuk berkumpul kembali bersama saudari-saudariku," kata Putri Bungsu lirih.
"Tetapi Dinda, kumohon pikirkanlah lagi keputusanmu itu baik-baik. Apa lagi kita sudah memiliki Kumalasari," kata Datu Awang Sukma yang mendengar hampir putus asa.
"Tidak Kanda. Aku sudah yakin dengan keinginanku," jawab Putri Bungsu.
~
Datu Awang Sukma menyadari bahwa perpisahan dengan Putri Bungsu tidak terelakkan.
"Kanda, mohon jaga baik-baik Kumalasari." Putri Bungsu memberikan Kumalasari kepada Datu Awang Sukma.
Dengan perasaan sedih Datu Awang Sukma berucap "Kanda dan Kumalasari akan merindukanmu, Bagaimana jika nanti anakmu menanyakan ibunya?"
"Jika anak kita merindukan Dinda, ambilah tujuh biji kemiri dan masukkan ke dalam bakul yang diguncangkan, lalu iringilah dengan lantunan seruling. Pasti Dinda akan segera datang menemuinya," ujar Putri Bungsu.
~
Setelah berkata demikian, Putri Bungsu segera mengenakan selendangnya dan terbang ke kahyangan. Dari langit. tampak Putri Bungsu melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan kepada Datu Awang Sukma dan anaknya. Datu Awang Sukma hanya bisa menatap sedih.. Ia merasakan perpisahan itu teramat berat. Ia pun berjanji untuk melarang anak serta keturunannya memelihara ayam hitam. Ia mengaggap ayah hitam telah membawa kesedihan baginya.


"Jika kita menginginkan sesuatu sebaiknya dengan cara yang baik. Kita tidak boleh mencuri atau mengambil barang milik orang lain karena suatu saat kita akan mendapatkan hukumannya."

sumber: Cerita Rakyat Nusantara Jilid 5 - Erlangga for Kids - Jakarta, Indonesia 

Minggu, 04 November 2018

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN



MAKALAH
KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN
dan
SILABUS PEMBELAJARAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah perencanaan pembelajaran SD








DOSEN PEMBIMBING
DEDI SUPRIADI, M . Pd

DISUSUN OLEH

ISTIQOMAH ZAKIAH
17861092

STKIP ARRAHMANIYAH DEPOK
KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian Perencanaan
            Menurut William H. Newman dalam bukunya Administrate Action Techniques of Organization and Management mengemukakan bahwa perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan.
            Terry ( 1993 : 17 ) menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilakukan oleh kelompok untuk menapai tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang.
Banghart dan Trull ( 1973 ) mengemukakan bahwa perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan.
            Nana Sudjana (2000:61) mengatakan bahwa perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.
Menurut Prajudi AtmusudirjoPerencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dan mencapai tujuan tertentu, oleh siapa, dan bagaimana (Abin, 2000).
Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Uno, 2008:2).
Jadi, perencanaan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengambilan keputusan  atau proses pemecahan msalah dengan mempersiapkan secara sistematis tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
B.        Definisi Tentang Perencanaan Pembelajaran Menurut Para Ahli :

1.  Ritchy
Ilmu yang merancang detail spesifik untuk pengembangan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas pengetahuan;

2. Smith & Ragan
Proses sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran dalam rancangan untuk bahan dan aktivitas pembelajaran ke dalam rancangan untuk bahan dan aktivitas pembelajaran;

3. Zook
Proses berpikir sistematis untuk membantu pelajar memahami (belajar);

4. Ibrahim
Kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tersebut, materi apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan serta alat atau media apa yang diperlukan;

5. Banghart dan Trull
Proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunan pendekatan atau metode pembelajaran dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanankan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan;

6. Toeti Sukamto
Pengembangan pembelajaran yang merupakan sebagai sistem yang terintegrasi dan terdiri dari bebarapa unsur yang saling berinteraksi;

7. Nana Sudjana
Kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian kegiatan (metode dan teknik) serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan sistematis.


C. Rasionalisasi Perlunya Perencanaan Pembelajaran


1) Pembelajaran adalah proses yang bertujuan
Semakin kompleks tujuan pembelajaran yang akan dicapai, maka semakin kompleks juga perencanaan pembelajaran yang harus disusun oleh guru.


2) Pembelajaran adalah proses kerjasama
Dalam proses pembelajaran guru dan siswa perlu bekerjasama secara harmonis. Guru perlu merencanakan apa yang harus dilakukan siswa agar tujuan pembelajaran optimal dan merencankan apa yang sebaiknya diperankan sebagai pengelola pembelajaran.


3) Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks
Proses pembelajaran adalah bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran tetapi merupakan proses pembentukan perilaku siswa.


4)  Proses pembelajaran akan efektif jika memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia.
Dewasa ini sesuai dengan perkembangan teknologi yang dapat dimanfaatkan guru untuk menunjang proses pembelajaran adalah misalnya komputer, internet, LCD dan lain-lain.

D. Tujuan Dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang harus dicapai oleh siswa (pengetahuan, sikap maupun keterampilan) setelah melakukan proses pembelajaran.


E. Fungsi Perencanaan Pembelajaran :
1. Mengorganisir pembelajaran yaitu proses mengelola seluruh aspek yang tekait dengan pembelajaran agar tertata secara teratur, logis dan sistematis.
2. Berpikir lebih kreatif untuk mengembangkan apa yang harus dilakukan oleh siswa; yaitu melalui perencanaan, proses pembelajaran dapat dirancang secara kreatif dan inovatif.
3. Menetapkan sarana dan fasilitas untuk mendukung pembelajaran.
4. Memetakan indikator hasil belajar dan cara mencapainya.
5. Merancang program untuk mengakomodasi kebutuhan siswa secara lebih spesifik
6. Mengkomunikasikan proses dan hasil pembelajaran.

F. Cakupan Dan Resume Lingkup Perencanaan Pembelajaran

Ruang Lingkup Perencanaan Pembelajaran :


1. Program Pengajaran, adalah salah satu isi dari paket instruksi program pengajaran dibuat dengan tujuan agar dalam proses pembelajaran terarah dan sistematik tidak menyimpang dari pokok materi yang akan disampaikan, sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.


2. Proses pelaksanaan pembelajaran, merupakan suatu kegiatan interaksi antar siswa dan guru dimana akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006:3). Proses pembelajaran berlangsung dalam suasana tertentu yakni situasi belajar mengajar. Dalam situasi ini, terdapat faktor-faktor yang saling berhubungan, yaitu tujuan pembelajaran, siswa yang belajar, guru yang mengajar, bahan yang diajarkan, metode, alat bantu pengajaran, prosedur penilaian dan situasi pengajaran. Dalam proses pengajaran semua faktor bergerak secara dinamis dalam suatu rangkaian terarah dalam rangka membawa para peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran.

3. Hasil belajar yang akan dicapai
Hasil belajar siswa merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar.Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian hasil belajar dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar. Tes hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum mengajar. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hasil juga diartikan adalah bila seorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi ngerti.


SILABUS PEMBELAJARAN
A.    V Pengertian Silabus Pembelajaran

·       Silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar atau pokok-pokok isi/materi pembelajaran (Salim, 1987:98)
·       Silabus adalah merupakan seperangkat rencana pembelajaran dan penilaian yang disusun secara komponen yang saling berkaitan untuk mencapai (Yulaelawati, 2004:123) serta pengaturan pelaksanaan sistematis memuat komponen penguasaan kompetensi dasar
·       Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasa, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2010:190)
Dari beberapa definisi silabus diatas dapat disimpulkan bahwa silabus adalah seperangkat rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok pembelajaran yang mencakup standar komptensi, komptensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.



B. Prinsip Pengembangan Silabus

1) Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar, logis dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2) Relevan
Ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik yakni tingkat perkembangan intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.
3) Fleksibel
Prinsip fleksibel disini adalah mengandung makan bahwa pelaksanaan program, peserta didik dan lulusan memiliki ruang gerak dan kebebasan dalam bertindak.
4) Kontinuitas
Setiap program pembelajaran yang di kemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama lain dalam komptensi dan pribadi peserta didik.
5) Konsisten
Antara standar kompetensi, komptensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian memiliki hubungan yang konsisten dalam membantuk kompetensi peserta didik.
6) Memadai
Memadai dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup indikator, materi standar, pengalaman belajar , sumber belajar dan sistem penilaian yang dilaksanakan dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
7) Aktual dan Kontekstual
Ruang lingkup kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian yang dikembangkan memperhatikan perkembangan ilmu.

8) Efektif
Silabus yang efektif adalah yang dapat diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran nyata di kelas ataupun di lapangan.
9) Efisien
Efisien dalam silabus berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atau menghemat penggunaan dana, daya dan waktu tanpa mengurangi hasil atau komptensi standar yang ditetapkan.


C. Tahapan Pengembangan Silabus
1) Mengisi kolom identitas
2) Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi

3) Mengkaji dan menentukan komptensi dasar

4) Mengidentifikasi materi standar

5) Mengembangkan pengalaman (standar proses)

6) Merumuskan indikator pencapaian kompetensi

7) Menentukan jenis penilaian

8) Alokasi waktu

9) Menentukan sumber bel

D. Komponen Dan Format Silabus

Silabus pembelajaran memuat sekurang-kurangnya komponen-komponen berikut ini :

a. Identitas silabus pembelajaran

b. Standar kompetensi

c. Kompetensi dasar

d. Materi pokok/Pembelajaran

e. Kegiatan pembelajaran

f. Indikator

g. Penilaian

h. Alokasi waktu

i. Sumber bela




Cerita Rakyat Sumatra- Telaga Bidadari

Dahulu kala, ada seorang pemuda yang tampan dan gagah. Ia bernama Awang Sukma. Awang Sukma suka mengembara sampai ke tengah hutan be...